Perkiraan pendaratan global perikanan tangkap laut meningkat 3 persen menjadi 80,6 juta ton, senilai $127 miliar antara 2012 dan 2017. Sekitar 33 persen stok ikan dunia, terutama pada tingkat trofik yang lebih tinggi, diklasifikasikan sebagai penangkapan ikan pada tingkat yang secara biologis tidak berkelanjutan, dengan hampir 60 persen penangkapan ikan secara maksimal berkelanjutan . Keberlanjutan perikanan tangkap baik secara global maupun di kawasan Kepala Burung Papua terus tertantang oleh eksploitasi berlebihan, kapasitas industri perikanan besar yang berlebih, pengelolaan yang tidak efektif, ketergantungan subsidi, tangkapan sampingan, khususnya spesies yang terancam, hampir punah dan dilindungi seperti hiu, dan penangkapan dan pemasaran ikan ilegal, tidak dilaporkan dan tidak diatur (IIE), dengan degradasi habitat yang terus berlangsung dan bertambahnya teknologi yang menciptakan tekanan lebih lanjut pada lingkungan laut. Penangkapan ikan yang berlebihan diperkirakan telah menyebabkan kerugian tahunan terhadap keuntungan bersih masyarakat nelayan. Permasalahan ini patut menjadi perhatian, terutama affirmative policy dari Pemerintah baik Pusat maupun Daerah.
Selengkapnya :
Tantangan Pencapaian SDGs Melalui Perikanan Skala Kecil di Bentang Laut Kepala Burung Papua
Penulis :
Prof. Ir. Ricardo F Tapulatu, M.AppSc.,Ph.D
Ketua Dewan Pakar Pusaran-KP