Men-transformasi Pendekatan Pembangunan Nasional
Sebagai Negara kepualuan dengan garis pantai sepanjang lebih kurang 85.000 km, dan tercatat sebagai Negara dengan garis pantai terpanjang di dunia setelah Kanada, Indonesia disuguhi potensi sumber daya maritim yang luar biasa besar. Sumber daya maritime termasuk dalam konteks luas, bukan hanya yang secara spatial berada di periaran laut, juga tak terkecuali sumber daya yang ada di daratan dan cenderung secara langsung saling mempengaruhi, antara lain sumber daya pada wilayah daratan.
Bukan hanya dari kepemilikan garis pantai yang terpanjang, Indonesia juga memiliki daya saing komparatif yang tinggi, terutama jika bicara potensi sumber daya yang didukung oleh karakteristik lahan dan pola iklim yang baik. Perairan Indonesia merupakan bagian dari segitiga karang dunia (coral triangle) yang memiliki mega biodiversity hayati laut dan cenderung memiliki nilai ekonomis penting. Sebut saja Indonesia memiliki lebih dari 500 spesies rumput laut, dan varian komoditas perikanan yang beragam dan memiliki potensi nilai ekonomi tinggi.
Arahan transformasi pola pendekatan pembangunan nasional dari land based-development ke arah ocean based-development, harus betul-betul terealisasi nyata dan memberikan implikasi terhadap optimalisasi pemanfaatan potensi nilai ekonomi langsung bagi kemaslahatan bangsa. Karakteristik Indonesia sebagai negera kepualauan (archipelago state), sebenarnya memberikan arahan bagaimana paradigma pembangunan nasional harus bertumpu pada sector kelautan dan perikanan.
Geografis Indonesia yang dua pertiga-nya adalah perairan laut, harus dipandang sebagai bagian dari alat pemersatu, bukan sebagai pemisah, sebagaimana yang tertuang dalam United Nations Convension of the Law of the Sea (UNCLOS) 1982 yang diadopsi sebagai cara pandang Wawasan Nusantara. Dalam konteks geo-ekonomi, maka sector yang paling berpotensi untuk didorong sebagai prime mover pertumbuhan ekonomi adalah kelautan dan perikanan. Sektor ini juga secara geo-politik memiliki peran strategis sebagai sabuk penguat bagi kedaulatan NKRI melalui pendekatan kesejahteraan (prosperity approach), terutama di pulau-pulau. Kesimpulannya, transformasi dari land based ke ocean based, secara langsung akan mentrasformasi pola sentralistik kea rah desentralisasi pertumbuhan ekonomi yang lebih merata, utamanya di daerah kepualuan yang nota bene sebagai basis sumber daya kelautan dan perikanan.
Selengkapnya :
Arahan Kebijakan Pengelolaan Sektor Perikanan Skala Kecil Yang Inklusif
Penulis :
Dr. Muhammad Widodo Farid Ma’ruf
Dewan Pembina Pusaran-KP