
Gelombang ke-dua Covid-19 yang melanda India menjadikan India sebagai negara dengan kasus aktif Covid-19 terbanyak di dunia. Data yang dirillis media menunjukan angka penularan Covid-19 mencapai rata rata 400.000 orang per hari. Kondisi ini memaksa Pemerintah India menerapkan lock down terhadap aktivitas dan pergerakan warganya hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Padahal paska pandemik gelombang pertama dilalui, India mencatat pertumbuhan ekonomi tertinggi hingga mencapai 20%, pada waktu yang sama justru RI masih mengalami pertumbuhan negatif. Angka pertumbuhan India yang meroket disinyalir salah satunya karena kinerja ekspor yang terus membaik, termasuk produk perikanan.
MOMENTUM BAGI RI UNTUK GENJOT EKSPOR KE CHINA DAN USA
India merupakan salah satu negara pesaing utama ekspor produk perikanan RI, terutama jika bicara ekspor udang, RI selalu mengekor India dengan disparitas nilai ekspor yang cukup tinggi. Dua negara importir terbesar yakni USA dan China menjadi tujuan market udang terbesar India dan RI.
Jika merujuk pada data International Trade Center (ITC, 2020), selama kurun waktu tahun 2015 – tahun 2019, India membukukan pertumbuhan positif sebesar 11,26% per tahun dengan penguasaan supply share sebesar 20,91%. Sementara RI membukukan pertumbuhan ekspor sebesar 1,69% per tahun dengan supply share mencapai 6,92%.
Jika mengerucut pada dua tujuan ekspor utama udang dunia yakni USA dan China, sebagaimana data yang dirillis ITC (2020), menunjukkan dalam kurun waktu tahun yang sama, India masih mendominasi ekspor pada ke dua negara tersebut, yakni masing-masing supply share ke USA sebesar 42,36% dari total pangsa pasar udang negaranya dan mencatat pertumbuhan sebesar 16,67% per tahun. Sedangkan supply share ke China tercatat sebesar 6,84% dengan pertumbuhan sebesar signifikan sebesar 120% per tahun.
Sementara RI masing-masing mencatat supply share ke USA sebesar 65,28% dari total ekspor udang RI dengan pertumbuhan mencapai 4,94% per tahun. Untuk supply share ke China, RI mencatat sebesar 2,70% dari total ekspor udang RI dengan pertumbuhan mencapai 27,86 persen per tahun.
Dari hasil analisis data menyimpulkan bahwa sebelum Covid-19, India sangat dominan menguasai pangsa pasar udang dunia.
Lalu bagaimana dengan pasca Covid-19 ?
Data terbaru dari NOAA yang dirillis Mei 2021, bahwa selama periode triwulan pertama tahun 2021 (Januari-Maret) menunjukkan ada penurunan kinerja ekspor udang India ke USA sebesar 2,6% dibanding periode yang sama tahun 2020.
Penurunan kinerja ekspor India sangat dipengaruhi efek gelombang Covid-19 yang mencatat kasus tertinggi. Pemberlakuan lock down secara ketat dan adanya kemungkinan adanya kebijakan pembatasan impor dari negara USA akibat kekhawatiran dampak Covid-19 menjadi sebab utama terhambatnya ekspor udang ke negara Pamansam tersebut. Kasus awal penurunan kinerja ekspor India ke USA, bisa jadi juga akan diikuti pada negara tujuan utama ekspor lainnya, terutama China. Padahal berdasarkan hasil analisis penulis terkait proyeksi market demand udang dunia pada lima tahun mendatang, China diprediksi akan membukukan market demand terbesar.
Fakta ini sesungguhnya menjadi peluang bagi RI untuk melakukan intervensi pasar khususnya pada dua negara tujuan tersebut (USA dan China) yang semula dikuasai India dengan nilai ekspor yang signifikan.
Disisi lain, berdasarkan analisis daya saing komparatif dan kompetitif udang, RI memang masih cukup tertinggal dibanding negara negara pesaing utama lainnya, terutama India, Ekuador dan Vietnam.
Apa yang perlu segera RI lakukan untuk mengambil momentum ini ?
Berdasarkan hasil analisis penulis sebelumnya mengenai market intelligence ekspor udang dengan mendekomposisi fsktor faktor pengungkit terhadap pertumbuhan ekspor, maka penulis merekomendasikan Pemerintah segera melakukan strategi adaptif, diantaranya :
1. Mengambil alih peluang kekosongan suplai akibat melambat/menurunnya kinerja ekspor udang India terutama pada dua negara tujuan utama ekspor yakni USA dan China;
2. Meningkatkan pertumbuhan ekspor dengan memperbaiki faktor faktor pengungkitnya yakni : (1) efek komposisi komoditas dan distribusi pasar dengan mendorong kinerja ekspor secara signifikan; (2) meningkatkan daya saing kompetitif dengan mempertahankan dan mengambil alih pangsa pasar yang dimiliki India serta mendorong pemenuhan persyaratan non tariff barrier;
3. Segera merubah strategi penetrasi pasar dengan merubah pola distribusi pasar yang semula bersifat sentralistik menjadi pola distribusi yang lebih merata ke USA, China dan negara tujuan ekspor lainnya, terutama yang semula menjadi tujuan ekspor udang India;
4. Memperkuat hubungan/kerjasama bilateral dengan negara tujuan ekspor terkait produk perikanan khususnya udang.
Keempat strategi ini harus secara cepat dilakukan untuk mengantisipasi agae momentum tidak lepas dari tangan. Ingat, masih ada Ekuador, Vietnam dan eksportir udang lainnya yang juga tengah menyiapkan strategi bagaimana menangkap momentum yang sama.
Tapi lebih dari itu, kita berharap bencana Covid-19 di dunia segera berakhir. Urusan sehat lebih penting.
Penulis adalah Sekjend Pusat Kajian Perencanaan dan Analisis Kebijakan KP